Kamis, 26 Februari 2009

Waspadai tindak pendisiplinan yang rentan mengarah pada bentuk kekerasan.

Tindak pendisiplinan yang cukup rentan dilakukan terlalu jauh sehingga cenderung mengarah pada bentuk kekerasan ialah hukuman fisik. Banyak orang tua menggunakan hukuman fisik untuk mendisiplinkan anak-anak mereka (mis. memukul, menampar, melukai dengan benda-benda, dsb) karena meyakini bahwa hukuman fisik dapat menyampaikan pesan dengan jelas dan langsung tentang perilaku yang tidak dapat diterima.

Namun orang tua perlu sangat bijaksana dan ekstra hati-hati ketika mempertimbangkan untuk melakukan hukuman fisik, karena umumnya hukuman fisik justru dalam menimbulkan beberapa masalah, antara lain :

  • Biasanya hanya efektif saat dilakukan untuk pertama kalinya karena tindakan ini umumnya mengejutkan anak. Namun efektifitasnya menjadi berkurang bila dilakukan berulang kali atau bila disertai dengan kemarahan dan penolakan.
  • Dapat menimbulkan kesan pada anak bahwa menyakiti orang lain adalah hal yang dapat diterima.
  • Dapat menimbulkan kemarahan pada diri anak yang justru mengarah pada perilaku agresi (misalnya, membangkang, merusak barang)
  • Orang tua mudah kehilangan kontrol diri ketika melakukannya.

Tindak pendisiplinan juga dapat menjadi keliru jika melibatkan kekerasan emosi. Kekerasan emosi biasanya lebih sulit dilihat dan dikenali daripada kekerasan fisik sehingga rentan terjadi berulang kali dan muncul dalam berbagai bentuk tanpa disadari oleh orang tua. Bentuk-bentuk kekerasan emosional, antara lain :

  • Penolakan―antara lain mengusir, tidak mengakui (“kalau nilaimu jelek, kamu bukan anak papa”), melabel dengan istilah yang negatif (mis. bodoh, nakal), membandingkan (“kenapa sih kamu tidak pernah bisa jadi anak baik seperti kakak kamu”).
  • Pengabaian―antara lain acuh tak acuh dengan kebutuhan anak, menolak menunjukkan kasih sayang (mis. bersikap dingin, tidak peduli).
  • Ancaman―antara lain menakut-nakuti dengan sesuatu yang tidak rasional (“kalau kamu tidak mau makan, nanti kamu ditangkap polisi loh”).
  • Isolasi―misalnya, mengurung anak (di kamar mandi, ruang gelap), melarang anak bermain bersama teman untuk jangka waktu yang lama.

Kekerasan emosi dapat mempengaruhi anak dalam banyak aspek. Antara lain, anak dapat menjadi penakut, mudah cemas, agresif, mudah marah, atau menarik diri.

Yang perlu diperhatikan agar kita tidak terjebak melakukan tindakan yang terlalu jauh, ialah pertama jangan menghukum anak dalam kondisi marah. Kedua, ingat bahwa cara yang dilakukan orang tua kita dahulu dalam mendidik kita tidak selalu merupakan cara yang baik dan konstruktif.

Selasa, 24 Februari 2009

TAI CHI

http://abuhaydar.files.wordpress.com/2008/05/taichi24form.gif
sumber: http://abuhaydar.wordpress.com/2008/05/14/tai-chi/

Sebuah karya yang fenomenal dan luar biasa yang diciptakan masyarakat cina kuno ribuan tahun yang lalu adalah seni gerak dan nafas, sekaligus juga merupakan seni bela diri yaitu tai chi.
Gambar diatas merupakan gerakan dasar tai chi, yang menarik dari tai chi setiap gerakan memuat suatu filosophi keseimbangan Yin dan Yang.

ARTI MIMPI

Buat pembaca sekalian yang suka gelisah karena mimpi buruk, atau berbunga-bunga karena mimpi yang indah, ternyata mimpi memang mempunyai arti lho. Cuma arti mimpi, atau tafsir mimpi tidak seperti yang kita bayangin, mau tahu baca artikel kompas.com berikut ini...


Kompas - Sabtu, Februari 21

BEIJING, JUMAT — Mimpi mungkin tak berarti apa-apa, tetapi penelitian baru mendapati bahwa banyak orang percaya mimpi berisi kebenaran penting yang tersembunyi, sebagaimana dilakukan oleh Sigmund Freud. Demikian laporan yang terungkap dalam Journal of Personality and Social Psychology, terbitan Februari.


"Penafsiran ahli psikologi mengenai arti mimpi sangat beragam," kata Carey Morewedge, asisten profesor di Carnegie Mellon University di Pittsburgh. "Tetapi penelitian kami memperlihatkan bahwa banyak orang percaya, mimpi mereka memberi padangan mendalam yang berarti mengenai diri sendiri maupun dunia," katanya.

Dalam enam kajian berbeda, para peneliti menyurvei hampir 1.100 orang mengenai mimpi alias "bunga tidur". Dalam satu studi mengenai kepercayaan umum tentang mimpi, Morewedge dan penulis bersama Michael Norton, asisten profesor di Harvard Business School, menyurvei 149 mahasiswa di Amerika Serikat, India, dan Korea Selatan (Korsel), dan menanyai mereka mengenai berbagai teori mengenai mimpi.

Dalam kebudayaan ketiga negara ini, mayoritas besar mahasiswa berpegang pada teori bahwa mimpi mengungkapkan kebenaran tersembunyi mengenai diri mereka dan dunia, kepercayaan yang juga dipegang oleh contoh wakil secara nasional orang Amerika, Morewedge.

Dalam studi lain, Morewedge dan rekannya ingin meneliti bagaimana mimpi mungkin memengaruhi perilaku orang saat sadar. Sebanyak 182 pelaju di stasiun kereta Boston diminta membayangkan bahwa satu dari empat skenario yang mungkin telah terjadi pada malam sebelum perjalanan yang dijadwalkan dengan naik pesawat.

"Kebanyakan orang mengerti bahwa mimpi tampaknya tak mungkin meramalkan masa depan tetapi itu tak menghalangi mereka mencari makna dalam mimpi mereka, apakah isinya biasa atau aneh," katanya.

MAU NONTON TV DUNIA? MAU