Tindak pendisiplinan yang cukup rentan dilakukan terlalu jauh sehingga cenderung mengarah pada bentuk kekerasan ialah hukuman fisik. Banyak orang tua menggunakan hukuman fisik untuk mendisiplinkan anak-anak mereka (mis. memukul, menampar, melukai dengan benda-benda, dsb) karena meyakini bahwa hukuman fisik dapat menyampaikan pesan dengan jelas dan langsung tentang perilaku yang tidak dapat diterima.
Namun orang tua perlu sangat bijaksana dan ekstra hati-hati ketika mempertimbangkan untuk melakukan hukuman fisik, karena umumnya hukuman fisik justru dalam menimbulkan beberapa masalah, antara lain :
- Biasanya hanya efektif saat dilakukan untuk pertama kalinya karena tindakan ini umumnya mengejutkan anak. Namun efektifitasnya menjadi berkurang bila dilakukan berulang kali atau bila disertai dengan kemarahan dan penolakan.
- Dapat menimbulkan kesan pada anak bahwa menyakiti orang lain adalah hal yang dapat diterima.
- Dapat menimbulkan kemarahan pada diri anak yang justru mengarah pada perilaku agresi (misalnya, membangkang, merusak barang)
- Orang tua mudah kehilangan kontrol diri ketika melakukannya.
Tindak pendisiplinan juga dapat menjadi keliru jika melibatkan kekerasan emosi. Kekerasan emosi biasanya lebih sulit dilihat dan dikenali daripada kekerasan fisik sehingga rentan terjadi berulang kali dan muncul dalam berbagai bentuk tanpa disadari oleh orang tua. Bentuk-bentuk kekerasan emosional, antara lain :
- Penolakan―antara lain mengusir, tidak mengakui (“kalau nilaimu jelek, kamu bukan anak papa”), melabel dengan istilah yang negatif (mis. bodoh, nakal), membandingkan (“kenapa sih kamu tidak pernah bisa jadi anak baik seperti kakak kamu”).
- Pengabaian―antara lain acuh tak acuh dengan kebutuhan anak, menolak menunjukkan kasih sayang (mis. bersikap dingin, tidak peduli).
- Ancaman―antara lain menakut-nakuti dengan sesuatu yang tidak rasional (“kalau kamu tidak mau makan, nanti kamu ditangkap polisi loh”).
- Isolasi―misalnya, mengurung anak (di kamar mandi, ruang gelap), melarang anak bermain bersama teman untuk jangka waktu yang lama.
Kekerasan emosi dapat mempengaruhi anak dalam banyak aspek. Antara lain, anak dapat menjadi penakut, mudah cemas, agresif, mudah marah, atau menarik diri.
Yang perlu diperhatikan agar kita tidak terjebak melakukan tindakan yang terlalu jauh, ialah pertama jangan menghukum anak dalam kondisi marah. Kedua, ingat bahwa cara yang dilakukan orang tua kita dahulu dalam mendidik kita tidak selalu merupakan cara yang baik dan konstruktif.