Minggu, 10 Agustus 2008

Kucing Sang Guru

Setiap kali guru siap untuk melakukan ibadat malam,
kucing asrama mengeong-ngeong, sehingga mengganggu orang yang sedang berdoa.
Maka ia menyuruh supaya kucing itu diikat selama ibadat malam.

Lama sesudah guru meninggal, kucing itu masih tetap diikat selama ibadat malam. Dan setelah kucing itu mati, dibawalah kucing baru ke asrama, untuk dapat diikat sebagaimana biasa terjadi selama ibadat malam.

Berabad-abad kemudian kitab-kitab tafsir penuh dengan tulisan ilmiah murid-murid sang guru, mengenai peranan penting seekor kucing dalam ibadat yang diatur sebagaimana mestinya.

Anthony De Mello SJ

Saya sempat berpikir panjang dengan membaca renungan ini, mungkinkah produk keberagamaan kita seperti tingkah pola murid sang guru. Kita seolah menjadi "robot rohani yang berputar dalam labirin kesalahan pahaman dan tafsir yang terlalu jauh dari kenyataan sang guru". Just follow...why we don't think. Mybe one day we more objective and wise, so our world will far from any radical movement who used violence as their way. (yp)
YP.

Tidak ada komentar:

MAU NONTON TV DUNIA? MAU